Jambi, 7 Januari 2025 – Masalah pengelolaan Masjid di Perumahan Kampoeng Kito 1 kembali menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan adanya provokasi oleh pihak tertentu yang ingin menggoyang kepemimpinan pengurus baru. Meski proses pemilihan Ketua telah berlangsung demokratis dan Ketua lama, inisial F, dengan legowo menyerahkan tongkat estafet, ketenangan warga terusik oleh serangkaian tindakan mencurigakan.

Dua nama, inisial TM dan SB, menjadi perhatian warga. Mereka dituduh menyebarkan undangan pertemuan tanpa prosedur resmi, seperti tanpa kop surat yang seharusnya mencerminkan profesionalitas administrasi. Warga menilai langkah ini tidak hanya merusak tatanan, tetapi juga memancing kegaduhan. “Sebagai tokoh masyarakat, SB seharusnya tahu bahwa wewenang resmi mengundang warga ada di tangan Ketua RT,” ujar salah satu warga yang juga aktif di media.

Baca juga:  "Pemerintah dan APH Tertidur, Candi Muaro Jambi Jadi Korban Bisnis Tambang!"

Yang lebih mengkhawatirkan, pertemuan tersebut diduga kuat hanyalah formalitas untuk menggoyang pengurus baru dan mengembalikan kuasa kepada pihak tertentu. Tuduhan ini semakin diperkuat oleh pernyataan Ketua RT 07 yang menyebut kepemimpinan pengurus baru sebagai hasil “kudeta.” Pernyataan yang dianggap kontroversial ini memancing reaksi keras dari warga. “Kami butuh solusi, bukan tuduhan sepihak yang memperkeruh suasana,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Masalah Tak Hanya di Masjid, Tapi Juga Dewasa Dalam Menyikapi Konflik

Warga lain menegaskan bahwa persoalan ini bukan sekadar tentang siapa yang memimpin masjid, tetapi soal ketidakdewasaan dalam menyelesaikan konflik internal. “Jika dibiarkan, ini akan menjadi preseden buruk bagi pengelolaan rumah ibadah,” tambahnya. Beberapa warga bahkan berencana membawa persoalan ini ke tingkat lebih tinggi, mulai dari pihak kelurahan, kecamatan, hingga Kementerian Agama Provinsi Jambi, demi mencari keadilan dan solusi yang berkeadilan.

Baca juga:  AWaSI Jambi Lakukan Kunjungan ke Stasiun TVRI Jambi: Pengetahuan dan Wawasan Anggota

Panggilan untuk Bersatu dan Transparansi

Kisruh di Masjid Kampoeng Kito 1 ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menangani konflik. Para tokoh masyarakat diimbau untuk mengutamakan dialog transparan demi meredakan ketegangan. Warga pun berharap semua pihak yang terlibat dapat menempatkan kepentingan bersama di atas ambisi pribadi.

“Masjid seharusnya menjadi simbol persatuan, bukan arena perebutan kekuasaan. Sudah saatnya kita introspeksi dan menempatkan kepentingan umat sebagai prioritas utama,” tutup salah satu warga dalam wawancara.

Dengan tensi yang terus memanas, mampukah Masjid Kampoeng Kito 1 kembali menjadi pusat ibadah yang damai dan harmonis? Semua mata kini tertuju pada langkah warga dan tokoh masyarakat berikutnya.

Baca juga:  "AWaSI Jambi Sebut Proyek Kajian PUPR Kota Jambi Bukti Nyata Penyimpangan Pejabat!"

–Team.11–