Jambi, 16 Januari 2025Aliansi Wartawan Siber Indonesia (AWaSI) Jambi kembali menarik perhatian dengan aksi unjuk rasa yang unik dan penuh sindiran tajam. Bertajuk “Piknik di KEJATI,” aksi ini digelar di depan kantor Kejaksaan Tinggi Jambi sebagai bentuk protes terhadap lambatnya penanganan laporan dugaan korupsi “Kajian Kembar” di Dinas PUPR Kota Jambi.

Namun, ini bukan demo biasa. Dipimpin oleh Ketua AWaSI Jambi, Erfan Indriyawan, SP, dan Sekjen Andrew Sihite, aksi ini menjadi panggung “piknik” dengan bakar-bakar ayam dan ikan di halaman KEJATI. Tidak ketinggalan, anggota AWaSI, Andy, menyuarakan kritiknya dengan lantang, mengundang gelak tawa sekaligus renungan bagi para peserta aksi.

 

Barbeque di Depan KEJATI: Simbol Keadilan yang Lambat

Aksi ini bukan sekadar teatrikal, tetapi pesan mendalam bagi Kejaksaan Tinggi Jambi. Erfan Indriyawan, dalam orasinya, menyampaikan dengan nada jenaka:
“Laporan kami dua kali masuk, hasilnya? Sunyi senyap. Kalau begini terus, lebih baik kami piknik sambil bakar ayam di sini. Setidaknya, kami kenyang meski keadilan masih lapar!”

Baca juga:  “Ketika BUMN Jadi Ajang Lelucon: PTPN IV Pecahkan Rekor Tender Paling Absurd!”

Andrew Sihite, sang Sekjen AWaSI, menambahkan sindiran tajam:
“Kita ini seperti melapor ke lembaga yang lagi libur panjang. Kalau keadilan di Jambi seperti ini terus, kita ganti nama laporan jadi ‘Surat Undangan Piknik.’ Siapa tahu jaksa lebih tertarik kalau ada embel-embel ayam bakar di dalamnya!”

 

Orasi Lantang Andy: Kritik yang Mengocok Perut

Andy, salah satu orator AWaSI, mencuri perhatian dengan orasi penuh semangat yang mencampur humor dan kritik keras:
“Laporan kami sudah lengkap, bukti sudah jelas, saksi siap. Tapi kok tindakannya kayak nunggu ayam matang di atas panggangan! Lambat sekali, wahai jaksa, ini laporan korupsi, bukan daftar menu barbeque!”

Andy juga menambahkan dengan nada sindiran:
“Kalau laporan masyarakat ditangani seperti ini, mungkin kita harus sediakan ruang tidur buat jaksa biar mereka bisa istirahat dulu, kan lelah sekali nggak kerja-kerja!”

Baca juga:  "Mobil Dinas Dipakai Ngebut, ASN Malah Aniaya Warga: Dimana Keadilan?"

 

Pesan di Balik Humor: Keadilan yang Harus Bergerak

Meski penuh humor, aksi ini menyampaikan pesan serius: lambatnya penanganan laporan dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum. Dugaan proyek “Kajian Kembar,” yang melibatkan salinan data BWSS dan praktik pinjam bendera, menunjukkan potensi kerugian besar bagi negara. Namun, hingga kini, laporan tersebut belum ada kejelasan.

“Kami bukan datang untuk cari hiburan,” ujar Andrew, “tapi kalau jaksa bekerja lebih santai dari turis di pantai, ya kami ikut santai saja. Lebih baik makan-makan sambil nunggu mereka sadar, daripada stres menunggu keadilan yang tidak datang-datang.”

 

Sindiran Pedas dengan Humor Nyentrik

Aksi ini juga diwarnai dengan spanduk-spanduk yang penuh sindiran, seperti:

  • “Laporan Kami = Dikirim, Dibaca, Lupa!”
  • “KEJATI: Keadilan yang Terlalu Nyaman”
  • “Barbeque Cepat, Hukum Lambat”
Baca juga:  Memperingati Hari Santri Nasional Pondok pesantren Darul Ikshan Berlangsung Meriah

Erfan menutup aksinya dengan pernyataan yang mengundang gelak tawa:
“Kalau minggu depan masih belum ada tindakan, mungkin kami akan undang semua tukang sate di Jambi untuk demo selanjutnya. Kita makan sate ramai-ramai sambil ingatkan jaksa bahwa tugas mereka bukan santai, tapi tegakkan keadilan!”

 

Kesimpulan: Kejaksaan, Jangan Tidur Lagi

Aksi “Piknik di KEJATI” mungkin terlihat lucu, tapi ini adalah simbol kekecewaan masyarakat terhadap lambatnya penanganan laporan korupsi di Jambi. AWaSI Jambi berharap Kejaksaan segera bangun dari “tidur panjang” dan menunjukkan komitmen untuk menuntaskan dugaan korupsi “Kajian Kembar” di Dinas PUPR Kota Jambi.

“Keadilan itu mahal,” ujar Andy menutup orasinya…

(Rilis berita ini dapat dikutip dengan menyebutkan sumber: AWaSI Jambi)