Jambi, 13 Januari 2025Aliansi Wartawan Siber Indonesia (AWaSI) Jambi mengutuk keras tindakan Bea Cukai Jambi yang memilih mengunci pagar kantor mereka selama aksi unjuk rasa berlangsung. Langkah arogan ini tidak hanya menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap suara rakyat, tetapi juga penghinaan terang-terangan terhadap demokrasi, kebebasan berpendapat, dan hukum yang berlaku di negara ini.

“Gedung itu dibangun dari uang rakyat, tapi mereka memperlakukannya seperti benteng pribadi! Apa yang mereka takutkan? Kenapa mereka begitu sibuk menghindari rakyat yang datang dengan tuntutan dan laporan yang sah?” tegas Ketua AWaSI Jambi, Erfan Indriyawan, dengan nada kecewa dan geram.

 

Bea Cukai Jambi: Pelayan Publik atau Penjaga Mafia Rokok?

Aksi unjuk rasa yang digelar AWaSI Jambi membawa tuntutan serius: copot Kepala Bea Cukai Jambi karena dianggap gagal menangani peredaran rokok ilegal yang terus merajalela di Provinsi Jambi. Namun, alih-alih menghadapi kenyataan dan mendengarkan aspirasi, Bea Cukai Jambi justru mengunci pagar mereka rapat-rapat, menghalangi dialog yang seharusnya menjadi bagian dari pelayanan mereka sebagai lembaga publik.

Langkah ini menunjukkan satu hal: Bea Cukai Jambi tidak hanya gagal bekerja, tetapi juga menutup diri dari tanggung jawab. “Ini bukan hanya penghinaan terhadap kami sebagai demonstran, tapi juga penghinaan terhadap seluruh masyarakat Jambi yang ingin menyuarakan keadilan!” ujar Erfan.

Baca juga:  LSM PETISI Sakti Desak Kejaksaan Negeri Sungai Penuh Tersangkakan Heri Cipta Kadis Perhubungan Kabupaten Kerinci Terkait Dugaan Penyimpangan Anggaran PJU 2023

 

Melanggar UU: Sikap Bea Cukai Adalah Pelanggaran Hukum

Tindakan Bea Cukai Jambi ini melanggar langsung beberapa undang-undang penting, antara lain:

  1. UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, yang menjamin hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat.
  2. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang mengharuskan lembaga publik memberikan akses informasi kepada masyarakat.
  3. UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yang mewajibkan setiap badan publik untuk melayani setiap warga negara yang datang untuk membuat laporan, baik secara lisan maupun tertulis.

Namun, apa yang dilakukan Bea Cukai Jambi? Mereka mengunci pagar, menutup pintu, dan mengabaikan hukum yang seharusnya mereka patuhi.

“Mengunci pagar adalah bukti nyata bahwa mereka tidak mau mendengar rakyat! Kalau tidak mau mendengar rakyat, lalu siapa yang mereka layani? Mafia rokok ilegal?” sindir Erfan dengan tajam.

Baca juga:  "Bea Cukai Dukung Laporan Publik: Berantas Rokok Ilegal Demi Jambi yang Lebih Baik"

 

Sikap Bea Cukai Jambi menunjukkan bahwa mereka lebih peduli pada kenyamanan pribadi daripada tanggung jawab publik. Dengan mengunci pagar, mereka tidak hanya menghalangi dialog, tetapi juga menegaskan bahwa kantor itu bukan lagi milik rakyat, melainkan milik segelintir pejabat yang takut pada tanggung jawab.

“Rokok ilegal merajalela di Jambi, tapi Bea Cukai malah sibuk jadi penjaga benteng yang takut pada rakyat. Ini adalah puncak dari kegagalan dan arogansi lembaga publik!” lanjut Erfan.

 

Kritik Tajam AWaSI Jambi

Ketua AWaSI Jambi memberikan kritik keras terhadap tindakan Bea Cukai Jambi:

  1. Mengabaikan Hukum dan Demokrasi
    • “Bea Cukai Jambi tidak hanya gagal menangani rokok ilegal, tetapi juga gagal memahami bahwa demokrasi berarti mendengar suara rakyat. Mengunci pagar adalah simbol pengecut dan antikritik!”
  2. Tidak Menghargai Rakyat
    • “Gedung itu milik rakyat, tapi mereka memperlakukannya seperti milik pribadi. Kalau tugas mereka hanya mengunci pagar, lebih baik mereka mundur sekarang juga!”
  3. Simbol Kegagalan Lembaga Publik
    • “Bea Cukai Jambi adalah contoh nyata bagaimana sebuah lembaga publik bisa berubah menjadi dekorasi negara. Mereka ada, tapi tidak berguna. Kalau begini terus, lebih baik kantor itu ditutup!”
Baca juga:  Makin Solid! Tokoh dan Pemuda Sulak Berdatangan Nyatakan Sikap Untuk H.Tafyani Kasim

 

AWaSI Jambi menegaskan bahwa aksi ini hanyalah awal dari perjuangan untuk meminta pertanggungjawaban Bea Cukai Jambi. “Kami tidak akan berhenti sampai Kepala Bea Cukai Jambi dicopot, dan lembaga ini kembali melayani rakyat dengan benar!” ujar Erfan.

“Kalau mereka pikir dengan mengunci pagar kami akan diam, mereka salah besar. Ini baru permulaan! Rakyat Jambi akan terus melawan hingga keadilan ditegakkan.”

 

Tindakan Bea Cukai Jambi yang mengunci pagar adalah penghinaan terhadap rakyat, demokrasi, dan hukum yang berlaku. Mereka telah menunjukkan bahwa mereka bukan lagi pelayan publik, melainkan lembaga yang hanya peduli pada kenyamanan diri sendiri.

“Gedung itu milik rakyat, tetapi mereka menguncinya dari rakyat. Pertanyaannya sederhana: siapa yang sebenarnya mereka layani? Rakyat, atau mafia rokok ilegal?” tutup Erfan dengan penuh kekecewaan.

 

Tagar untuk Viral

  • #CopotKepalaBeaCukaiJambi
  • #BeaCukaiDekorasiNegara
  • #RokokIlegalLebihBebas

Aksi ini bukan hanya menjadi sorotan di Jambi, tetapi juga menjadi pengingat bahwa lembaga publik harus kembali ke prinsip dasarnya: melayani rakyat, bukan melawan rakyat.