Awasi.id(Muaro Jambi) – Proyek pembangunan tol Betung-Tempino-Jambi, khususnya Seksi 4 di kawasan Tempino-Ness, Kabupaten Muaro Jambi, yang diharapkan mampu meningkatkan konektivitas dan perekonomian Jambi, justru menuai kritik dari warga sekitar. Warga mengeluhkan dampak negatif yang timbul dari proyek ini, mulai dari debu pekat hingga kerusakan jalan yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Keluhan ini telah ramai di media sosial dan menjadi perhatian masyarakat luas. Kamis, 31 Oktober 2024.

 

Merespons keluhan warga, pihak Hutama Karya (HK) melalui Jr. Project Director HK Seksi 4, Ahmadi, menyatakan bahwa mereka telah melakukan langkah cepat untuk menangani permasalahan ini. Dalam keterangannya pada Rabu (30/10/2024), Ahmadi menyebutkan bahwa pihaknya telah menggelar mediasi bersama Polres setempat dan tim humas perusahaan untuk mencari solusi. Beberapa tindakan yang telah dilakukan termasuk penyiraman jalan secara rutin guna mengurangi debu dan perbaikan jalan rusak yang menjadi keluhan utama warga.

 

“Sempat ada keluhan dari warga, tapi kemarin kami sudah melakukan mediasi dengan masyarakat setempat dan langsung bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini. Langkah ini diambil agar proyek bisa berjalan tanpa mengabaikan kenyamanan warga,” ujar Ahmadi.

Baca juga:  AWaSI Jambi Desak Pengusutan Tuntas Dugaan Penganiayaan dan Penyekapan oleh Oknum Aparat dan Sipil

 

Meski begitu, keluhan masyarakat terhadap proyek ini menarik perhatian Sekjen Aliansi Wartawan Siber Indonesia (AWaSI) Jambi, Andrew Sihite. Andrew menilai, meskipun proyek ini membawa harapan besar bagi pembangunan, namun perhatian terhadap kesejahteraan dan kenyamanan warga sekitar harus tetap diutamakan.

 

“Pembangunan untuk Kemajuan, Bukan untuk Beban Warga”

Sekjen AWaSI Jambi, Andrew Sihite, menyatakan keprihatinannya terhadap situasi ini. Menurutnya, proyek pembangunan tol Betung-Tempino-Jambi sangatlah penting bagi perkembangan infrastruktur dan ekonomi Jambi, tetapi kenyamanan dan hak-hak warga tidak boleh terabaikan.

 

“Pembangunan infrastruktur seharusnya mendukung kemajuan, bukan menjadi beban bagi masyarakat. Warga seharusnya dapat merasakan manfaat langsung, bukan hanya terkena dampak negatif seperti debu tebal dan kerusakan jalan yang justru menghambat aktivitas sehari-hari,” ungkap Andrew dengan tegas.

 

Andrew juga menyoroti pentingnya perusahaan besar seperti Hutama Karya untuk proaktif melibatkan masyarakat dalam setiap proses, terutama yang berdampak langsung pada kehidupan mereka.

 

“Jangan sampai proyek-proyek besar ini hanya dilihat dari angka persentase kemajuan konstruksi, sementara di sisi lain masyarakat di sekitar lokasi justru menghadapi masalah yang tidak segera diselesaikan. Kesejahteraan dan kenyamanan warga sekitar harus menjadi prioritas utama,” lanjutnya.

Baca juga:  Warga Serukan Pilih Pemimpin Tidak Menzholimi Hak Tenaga Honorer

 

Andrew berharap agar semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan perusahaan, lebih peka terhadap dampak sosial dari proyek-proyek besar ini dan mengambil tindakan mitigasi yang nyata. “Perlu ada sistem komunikasi yang lebih baik antara perusahaan dan masyarakat agar keluhan bisa diselesaikan dengan cepat dan warga merasa didengar.”

 

Progres Proyek dan Harapan Kedepannya

Proyek pembangunan tol Betung-Tempino-Jambi Seksi 4 saat ini telah mencapai sekitar 37% dan melibatkan pembangunan sepanjang 18,5 kilometer dengan tambahan akses jalan (exit tol) sepanjang 2 kilometer. Proyek ini dibagi ke dalam empat zona kerja, yang setiap zonanya fokus pada pekerjaan tanah dan konstruksi. Ahmadi menyebutkan bahwa pihaknya berharap agar pekerjaan ini dapat selesai sesuai target, dan meminta dukungan semua pihak agar pembangunan berjalan dengan lancar.

 

Namun, di tengah kemajuan proyek ini, berbagai pihak berharap agar pembangunan tol Betung-Tempino-Jambi tidak hanya berfokus pada target penyelesaian semata, tetapi juga memperhatikan dampak-dampak sampingan yang dirasakan langsung oleh warga. “Proyek ini seharusnya membawa perubahan positif, bukan malah menyulitkan. Infrastruktur adalah harapan besar masyarakat Jambi, dan Hutama Karya harus membuktikan bahwa pembangunan ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekitar,” tambah Andrew.

Baca juga:  Mengurus Jalan Tol Triliunan, Kantor PJBH Jambi Tersembunyi

 

Kasus ini menjadi cerminan tantangan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama yang melibatkan wilayah-wilayah yang berdampingan langsung dengan pemukiman warga. Untuk itu, AWaSI Jambi menyerukan agar komunikasi yang efektif dan pendekatan yang lebih peduli terhadap masyarakat sekitar menjadi bagian integral dari setiap proyek pembangunan. Tanpa kepedulian ini, proyek besar hanya akan menjadi beban bagi warga, dan harapan untuk pembangunan yang berdampak positif tidak akan tercapai.

 

Andrew Sihite berharap bahwa ke depan, pembangunan infrastruktur di Jambi akan lebih memperhatikan kenyamanan masyarakat sekitar. “Infrastruktur yang kuat harus dibangun di atas pondasi yang kokoh, termasuk dengan menghormati hak-hak dan kesejahteraan masyarakat. Inilah yang diharapkan masyarakat dari setiap proyek pembangunan, khususnya di Jambi,” pungkasnya.

 

Kontak Pers         :

Penulis                  : Kang Maman – Andrew Sihite

Jabatan                : Jurnalis Muda