AWASI.ID(Jambi) – Danau Sipin, salah satu destinasi wisata alam kebanggaan Jambi, kini menghadapi tantangan serius berupa pencemaran dan pendangkalan akibat tumpukan sampah. Aliansi Wartawan Siber Indonesia (AWaSI) Provinsi Jambi kembali mengangkat suara masyarakat sekitar Danau Sipin yang mengeluhkan minimnya tindakan nyata dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Jambi serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam menangani masalah tersebut. Kamis, 07 November 2024.
Jhon Herman, Dewan Pembina AWaSI Provinsi Jambi sekaligus warga sekitar Danau Sipin, menyatakan kekhawatirannya terhadap situasi ini. “Pencemaran di Danau Sipin bukan hanya mencederai keindahan alam, tetapi juga merusak mata pencaharian nelayan yang bergantung pada danau ini. Sampah yang masuk ke danau membuat jaring dan tangkul nelayan dipenuhi sampah, bukan ikan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa salah satu penyebab utama masuknya sampah ke Danau Sipin adalah tidak berfungsinya pintu air di kawasan Sungai Kambang. “Seharusnya pintu air tersebut mencegah sampah masuk ke danau, tetapi karena rusak, kini sampah bebas mengalir ke Danau Sipin,” jelas Jhon.
Ketua AWaSI Jambi, Erfan Indriyawan, SP, turut menyoroti lemahnya pengawasan dan pengelolaan kawasan Danau Sipin. “Danau Sipin ini bukan hanya milik warga sekitar, tapi milik semua warga Jambi yang ingin menikmati keindahannya. Sayangnya, perhatian dari pemerintah belum maksimal. Kami berharap PUPR Kota Jambi segera memperbaiki pintu air dan menugaskan petugas khusus untuk membersihkan sampah secara rutin. Kalau terus begini, bukannya jadi tempat wisata, malah jadi pemandangan memprihatinkan,” ungkap Erfan.
Andrew, Sekretaris Jenderal AWaSI Jambi, menambahkan pentingnya sinergi antarinstansi dalam menangani masalah ini. “PUPR dan DLH serta pihak terkait seperti BWSS VI perlu duduk bersama dan menyepakati langkah konkret untuk menangani masalah sampah ini. Masyarakat tidak bisa terus menunggu, ini harus segera ditangani sebelum dampaknya semakin parah. Kalau perlu, kita terapkan teknologi seperti water boom net untuk menyaring sampah,” ucapnya. Andrew juga berharap agar para petugas kebersihan yang diberdayakan berasal dari masyarakat setempat, sehingga ada rasa tanggung jawab dan kedekatan dalam menjaga kebersihan danau.
Danau Sipin merupakan salah satu ikon wisata Jambi yang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal. Namun, masalah sampah dan pendangkalan kini menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan tempat wisata ini. Bau busuk dan sampah yang berserakan tidak hanya mengganggu kenyamanan pengunjung, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas air dan kehidupan nelayan di danau tersebut.
Pijer, Kepala Bidang PUPR Kota Jambi, merespons baik keluhan warga dan menyatakan komitmen untuk melakukan langkah-langkah perbaikan. “Kami akan mengupayakan perbaikan pintu air dan mengirim tenaga khusus untuk membersihkan sampah di Danau Sipin. Namun, hal ini juga membutuhkan kerja sama dengan DLH dan BWSS VI agar masalah ini bisa diselesaikan secara menyeluruh,” kata Pijer.
Warga Danau Sipin berharap pemerintah tidak sekadar memberi janji, tetapi segera mengambil tindakan nyata. Mereka berharap pintu air yang rusak segera diperbaiki agar dapat kembali berfungsi maksimal, seperti halnya pintu air di Sungai Maram. Selain itu, mereka mengusulkan agar dioperasikan kembali water boom net, semacam jaring sampah, untuk mencegah sampah masuk ke danau. Dengan adanya petugas khusus yang membersihkan area sekitar pintu air setiap hari, mereka yakin masalah ini dapat diatasi secara efektif.
“Danau Sipin ini punya potensi besar sebagai objek wisata alam, tapi kalau pencemaran terus dibiarkan, kita akan kehilangan aset berharga ini. Mari kita jaga dan rawat Danau Sipin untuk generasi mendatang,” tutup Jhon Herman.
Kotak PERS :
Penulis : Kang Maman – Andrew Sihite
Jabatan : Jurnalis Muda
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.