“Miris!! Tingkah Dua Oknum Wartawati Diduga Meminta Uang, Tidak Berikan Ancam Berita Miring Dalam Pelaksanaan Acara MTQ Tingkat Provinsi”

Kerinci, awasi.id – Perilaku tidak terpuji oknum wartawan terulang kembali, hal itu terjadi pada kegiatan acara MTQ ke-53 tingkat Provinsi yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci yang bertempat di Dermaga Objek Wisata Danau Kerinci, Rabu (25/9)

(MJ) anggota Event Organizer (EO) pelaksana stand bazar menjelaskan Kronologinya kepada penulis, bahwa dua oknum diduga wartawati berinisial (EK) dan (YL) bersama dengan rekannya mendatangi lokasi Event organizer (EO) dalam pelaksanaan stand bazar, dua oknum yang diduga wartawan (EK) dan (YL) bersama rekannya tersebut disambut baik oleh pihak pelaksana dengan layaknya melayani seorang tamu dengan menyuguhkan kopi hangat dan sebungkus rokok. Namun (EK) dan (YL) ketagihan hingga hampir setiap hari mendatangi anggota pihak pelaksana, kedatangan yang kesekian kalinya, diduga wartawan tersebut sudah mulai berani meminta secara langsung untuk dibelikan rokok kepada salah satu anggota pelaksana stand bazar.

“Ya dua oknum dari wartawan itu sudah hampir tiap hari menghampiri tempat kami mangkal. Karna saya diperintahkan oleh (EO) untuk melayani kawan-kawan dari media dan LSM yang datang bersilaturahmi ke tempat acara MTQ ini. Namun dua oknum ini sudah hampir tiap hari datang, bahkan sudah mulai berani terang – terangan meminta untuk dibelikan rokok dan sebagainya.

Baca juga:  "Skandal Dana BOS di SDN 050 Jambi: KOTI Mahatidana Desak BPK dan Kejari Usut Tuntas!"

Tidak hingga disitu, (MJ) anggota dari (EO) menjelaskan, Salah satu oknum wartawati tersebut diduga sempat meminta uang kepada (EO) melalui telfon seluler miliknya dengan alasan buat beli minyak untuk pulang ke sungai penuh. Dan menyampaikan langsung ke anggota pelaksanaan bernama (MJ). Sehingga (MJ) menjelaskan kepada (EK) dan (YL), kalau untuk meminta uang nanti setelah selesai acara, (EO) akan menitipkan kepada dirinya. Namun karna keinginannya tidak terpenuhi dua oknum tersebut diduga mengancam akan menerbitkan berita miring dengan modus ada temuan. “Terangnya.

“Dua oknum itu mengatakan ke saya kalau dia menghubungi (EO) dan saya menjawab, ya, barusan saya menelfon EO, katanya ibuk itu minta bantu untuk biaya pulang ke sungai penuh dan EO meminta saya untuk menjelaskan kepada kedua orang itu, Namun sudah saya menjelaskan kalau untuk minum dan rokok masih kita layani, tapi kalau untuk uang buat kawan-kawan nanti akan dititipkan kesaya setelah selesai acara, tapi dua oknum (YL) seperti merasa tidak terima dan sempat mengancam ke saya dengan bahasa, (kalau gitu kita naikan berita dengan temuan kita tadi).

Baca juga:  "KEADILAN MATI DI JAMBI: Warga Ditindas, Hak Dirampas, Polisi Tutup Mata!"

Disini terlihat masih rendahnya pemahaman tentang cara kerja jurnalistik yang profesional. Menurut UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 hanya melindungi wartawan-wartawan yang bekerja secara profesional. Wartawan yang berpedoman pada UU Pers haruslah berintegritas, bertanggung jawab, dan tidak menerima suap.

Menurut salah satu tokoh masyarakat “Mereka yang mengaku wartawan dan meminta uang dengan ancaman berita, dia menilai sebagai orang yang tidak bertanggung jawab. Dan apabila terjadi hal itu, sebaiknya bagi pihak yang merasa tidak senang dengan prilaku oknum tersebut, untuk segera melaporkan ke pihak penegak hukum. Dan menurut salah satu tokoh, masyarakat Tindakan meminta dengan cara seperti itu, penanganannya adalah menggunakan ketentuan pidana, bukan dengan mediasi Dewan Pers,” ujarnya

Baca juga:  "Uang Negara Dijarah! Wahyu Rahman Dedy Diam di Tengah Dugaan Korupsi Besar-besaran!"

Fenomena yang terjadi di Kabupaten Kerinci, ungkapnya, yakni banyak orang memiliki lembaga swadaya masyarakat (LSM) kemudian juga berprofesi sebagai wartawan. Namun mereka bekerja profesional, ketika dikuasai oknum tidak bertanggung jawab dan memaksakan kehendak maka karya jurnalistiknya patut dipertanyakan, mereka sering kali melakukan aksi tak terpuji kemudian memberitakannya, hal tersebut menciderai dunia jurnalistik yang sesungguhnya.

Atas kejadian itu, Tokoh masyarakat dari Desa Sanggaran Agung yang tidak mau namanya dipublish tersebut berharap besar agar hal ini tidak terjadi lagi. “Ke depan kita berharap hal ini tidak terjadi lagi, meminta uang kalau tak dikasih akan diberitakan, jika memang ada temuan yang dirasa janggal, silahkan dilaporkan, tapi jika sudah terindikasi pengancaman itu sudah lain lagi kasusnya,” bebernya.

Harapan besar kepada penegak hukum wilayah Kerinci dan Kota Sungai Penuh agar kasus tersebut dilakukan investigasi pengumpulan data yang akurat dalam menindaklanjuti informasi tersebut, agar di kemudian hari tugas jurnalistik dilaksanakan sesuai aturan dan undang-undang yang telah ditetapkan. (Tim)